Tugas makalah ekonomi makro mengenai inflasi dan perekonomian indonesia
sudah seminggu ini gue cuti kuliah hehe. . lagi banyak kerjaan soalnya
. .maklum kelas week end ,kuliah sambil kerja . . Alhasil ga cukup
banyak waktu untuk bersantai-santai.tugas kuliahpun numpuk ga
karuan.kadang tengah malampun masih melototin laptop untuk nyelesain
tugas2 kuliah,seperti malam ini .capek,ngantuk pastinya,tapi apa daya
deadline tugas sudah menunggu.untuk memudahkan penyimpanan data dan
tugas2 kuliah yang pernah saya buat,pasti tugas itu saya posting
diblog sederhana gue ini.siapa tahu disuatu hari masih berguna bagi
saya. . .buat kenang2an kalau dulu gue pernah makan bangku kuliah . .
Wkwkwkwk
sapa tahu juga sobat blogger yang kuliah membutuhkannya. . . Untuk
pembuatan tugas. . . Tapi jangan 100% copaz ya. . .diedit2 sedikitlah
biar ada karya kalian meski satu kata dua kata . . .haha
Silahkan dinikmati hidangannya ya. . . .sebelum dan sesudahnya gue
ucapin matur thank you. . .
TUGAS MAKALAH
PENGANTAR
EKONOMI MAKRO
DOSEN
: Patricia Diana P
DAMPAK INFLASI TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA
DISUSUN OLEH
:
Nama : Setiyono
Nim :EM 111.0746
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PANDANARAN
SEMARANG
2011
Kata Pengantar
Puji syukur
ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya
sehingga dapat menyelesaikan Makalah Inflasi dan Perekonomian di Indonesia
ini.
Makalah ini Berisi tentang Masalah inflasi dan Dampaknya terhadap
Perekonomian Indonesia.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari, bahwa makalah ini mungkin masih jauh dari sempurna
untuk itu, diharapkan kritik dan sarana dari para pembaca sehingga
dalam penyusunan makalah-makalah berikutnya dapat lebih baik
Semarang,11
Januari 2010
Penulis
Pendahuluan
Latar Belakang
Inflasi yang makin meningkat di negara Indonesia ini bukan merupakan
hal yang biasa lagi , namun sangat memprihatinkan bagi bangsa Indonesia.
Karena dari tahun ke tahun bangsa Indonesia selalu mengalami peningkatan.
Hal ini menimbulkan keterpurukan ekonomi di Indonesia. Maka dari itu
pemerintah harus segera menangani dengan serius masalah ini sebelum
inflasi di negeri kita melebihi batas.
Tujuan
Memenuhi tugas karya ilmiah mata kuliah Pengantar Ekonomi dan agar
para pembaca dapat mengetahui pengertian inflasi, macam-macamnya, penyebabnya
serta dampaknya bagi Perekonomian di Indonesia.
Pembahasan
Pengertian Inflasi
Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara
umum dan terus-menerus, berkaitan dengan mekanisme pasar yang
disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang
meningkat atau adanya ketidak lancaran distribusi barang.
Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya
tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu
menunjukan inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses kenaikan harga
berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-mempengaruhi.
Istilah inflasi
juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang sering kali dilihat sebagai penyebab meningkatnya
harga.
Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering
digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.
Macam-macam Inflasi
Inflasi
dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang,
berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga
berada di bawah angka 10% setahun; inflasi sedang antara 10%—30%
setahun; berat antara 30%—100% setahun; dan hiperinflasi atau inflasi
tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100% setahun.
Penyebab Inflasi
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (demand pull inflation)
dan desakan biaya produksi (cosh pull infantion).
Inflasi tarikan permintaan (demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan total
yang berlebihan sehingga terjadi perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya
permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan
terhadap faktor-faktor produksi. Meningkatnya permintaan terhadap faktor
produksi itu kemudian menyebabkan harga meningkat. Jadi, inflasi ini
terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian
yang bersangkutan dalam situasi ''full employment''.
Inflasi desakan biaya (cost push inflation) terjadi akibat meningkatnya biaya produksi
(input)
sehingga mengakibatkan harga produk-produk (output) yang dihasilkan ikut naik.
Meningkatnya biaya produksi dapat disebabkan 2 hal,yaitu kenaikan
harga,misalnya bahan baku dan kenaikan upah/gaji,misalnya kenaikan gaji
PNS akan mengakibatkan usaha-usaha swasta menaikkan harga barang-barang.
Dampak Inflasi
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah
atau tidaknya inflasi.
Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif
dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan
pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung
dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah,
yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau. Orang menjadi
tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi,
karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima (pendapatan tetap)
seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan
kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi
semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan.
Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada
tahun 1990, uang pensiunannya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun kemudian, daya beli uangnya
mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunannya tidak cukup
lagi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, orang yang mengandalkan
pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti pengusaha, tidak akan dirugikan
dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja
di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.
Inflasi juga menyebabkan orang untuk menabung karena nilai mata uang
semakin menurun. Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat
inflasi di atas bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan
menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang. Karena, untuk
mengembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari
tabungan masyarakat.
Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di
suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal
yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan
ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan
dan kesejahteraan masyarakat.
Peran Bank Sentral
Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi.
Bank sentral di suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat
inflasi pada tingkat yang wajar. Beberapa bank sentral bahkan memiliki
kewenangan yang independen dalam artian bahwa kebijakannya tidak boleh
diintervensi oleh pihak di luar bank sentral termasuk pemerintah.
Hal itu disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bahwa bank sentral
yang kurang independent. Salah satunya disebabkan intervensi pemerintah
yang bertujuan menggunakan kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian
yang akan berakibat mendorong tingkat inflasi makin tinggi.
Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang yang beredar dan tingkat
suku bunga sebagai instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu,
bank sentral juga berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata
uang domestik. Hal ini disebabkan karena nilai sebuah mata uang dapat
bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi) maupun eksternal
(kurs). Saat ini pola ''inflation targeting'' banyak diterapkan oleh bank sentral
di seluruh dunia, termasuk Bank Indonesia.
Inflasi di Indonesia
Data inflasi
dari Inflasi CPI – Bank Sentral Republik Indonesia
|
Inflasi di Indonesia diumpamakan seperti penyakit endemis dan berakar di sejarah. Tingkat
inflasi di Malaysia dan Thailand senantiasa lebih rendah. Tetapi, Inflasi
di Indonesia tinggi sekali di zaman Presiden Soekarno, karena kebijakan fiskal dan moneter sama
sekali tidak berhati-hati. Maksudnya, kalau ingin mencetak uang cetak
saja tanpa memperhatikan dampaknya.
Di zaman Soeharto, pemerintah berusaha menekan inflasi -
akan tetapi tidak bisa di bawah 10 persen setahun rata-rata, hal ini
dikarenakan Bank Indonesia masih mempunyai misi ganda, antara
lain sebagai agent
of development, yang bisa mengucurkan kredit likuiditas tanpa
batas.
Baru di zaman revormasi, di zaman Presiden Habibie maka fungsi Bank
Indonesia berprioritas untuk mengutamakan penjagaan nilai mata uang rupiah. Tetapi, karena sejarah dan karena inflationary expectations masyarakat yang bertolak ke belakang,
artinya bercermin kepada sejarah maka “inflasi inti” masih saja
lebih besar daripada 5 persen setahun.
Perekonomian Indonesia
Data pertumbuhan
ekonomi dari Inflasi CPI – Bank Sentral Republik Indonesia
|
Tanda-tanda perekonomian mulai mengalami penurunan adalah ditahun 1997 dimana pada masa itulah awal terjadinya krisis.
Saat itu pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya berkisar pada level 4,7%,
sangat rendah jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 7,8%.
Kondisi keamanan yang belum condusif-pun akan sangat mempengaruhi iklim investasi di Indonesia. Mungkin hal itulah yang
terus diperhatikan oleh pemerintah. Karena hal ini berhubungan dengan
aktivitas kegiatan ekonomi yang berdampak pada penerimaan negara serta
pertumbuhan ekonomi.
Adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan akan menjanjikan
harapan bagi perbaikan kondisi ekonomi dimasa mendatang. Bagi Indonesia,
dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi maka harapan meningkatnya pendapatan
nasional (GNP), pendapatan persaingan kapital akan semakin meningkat,
tingkat inflasi dapat ditekan, suku bunga akan berada pada tingkat wajar
dan semakin bergairahnya modal bagi dalam negeri maupun luar negeri.
Semua itu bisa terwujud apabila kondisi keamanan dalam negeri benar-benar
telah kondusif. Seperti, kebijakan pemerintah dalam pemberantasan terorisme, dan pemberantasan korupsi sangat turut
membantu bagi pemulihan perekonomian. Pertumbuhan ekonomi merupakan
salah satu indikator makro ekonomi yang menggambarkan kinerja perekonomian
suatu negara. Maka dari itu, pertumbuhan ekonomi mempunyai prioritas
utama bila ingin menunjukkan kepada pihak lain bahwa aktivitas ekonomi
sedang berlangsung dengan baik pada negaranya.
Prospek Inflasi dan Suku Bunga Indonesia Tahun Depan
Perekonomian Indonesia dapat dibilang merupakan salah satu yang terbaik
dalam menghadapi krisis ekonomi global yang bermula dari krisis subprime
di AS saat ini. Ekonomi Indonesia bahkan menjadi tiga besar yang akan
membukukan pertumbuhan ekonomi terbaik pada tahun 2009 dan 2010 mendatang,
hanya kalah dari China dan India. Kondisi ekonomi yang solid ini memberikan
pertanyaan bagi kebijakan Bank Indonesia ke depan, terutama berkaitan
dengan suku bunga acuan BI rate.
Prediksi kebijakan suku bunga ke depan kita tidak dapat lepas dengan
pengaruh inflasi. Suku bunga merupakan salah satu instrument yang dapat
digunakan untuk mengatur laju inflasi. Pada saat inflasi mengalami percepatan,
suku bunga akan dinaikkan untuk meredam hal tersebut. Kondisi ini tentunya
juga berlaku sebaliknya. Jika inflasi dianggap aman dan terkendali,
suku bunga dapat diturunkan untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi.
Saat ini
suku bunga di Indonesia, yang tercermin dalam BI rate, berada
pada tingkat yang paling rendah sepanjang sejarah, yaitu pada level
6.5%. Sejak bulan Januari 2009 BI telah memangkas BI rate sebesar 225
bps, pemangkasan ini dapat dikatakan cukup agresif. Keputusan BI untuk
memangkas BI rate berkaitan erat dengan kondisi ekonomi global. Langkah
BI merupakan hal yang wajar di mana di seluruh dunia juga dilakukan
pemangkasan suku bunga. Kondisi ini merupakan hal yang dibutuhkan untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
(Riwayat BI rate pada tahun 2009 ini dapat diamati pada grafik di
bawah)
Di samping kebutuhan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Keputusan
BI untuk meningkatkan BI rate berkaitan dengan melambatnya inflasi yang
dialami Indonesia. Tentunya BI tidak akan menerapkan kebijakan penurunan
bunga yang agresif jika inflasi Indonesia mengalami laju yang cepat.
(Riwayat inflasi bulanan di tahun 2009 dapat diamati pada grafik di
bawah, sumber Bank Indonesia)
Prediksi Inflasi dan Suku Bunga BI Rate di Tahun 2010.
Pada tahun 2010 mendatang diperkirakan tingkat inflasi di Indonesia
akan mulai mengalami peningkatan. Tingkat inflasi Indonesia selalu berada
di atas negara-negara lain. Malaysia 5%, Filipina 6%, Thailand 1% sementara
secara historis, inflasi Indonesia rata-rata mencapai 8-9%. Ke depan,
inflasi Indonesia di akhir 2010 akan mencapai 6.3%, tekanan inflasi
tersebut meningkat khususnya pada komponen adminestered price, yaitu
dilihat dari faktor primer seperti naiknya Tarif Dasar Listrik (TDL)
hingga 20-25persen untuk industri dan sektor tertentu. Selain listrik,
Gas Elpiji juga akan kembali mengalami kenaikan di 2010.
Tekanan
lain berasal dari faktor eksternal, yaitu berupa potensi kenaikan harga
komoditas global yang didorong oleh perbaikan permintaan global dan
pelemahan nilai mata uang dolar AS.
Selain itu, secara historis apabila harga keekonomisan BBM mencapai 100 persen diatas harga BBM subsidi maka pemerintah akan melakukan penyesuaian BBM domestik. Naiknya harga BBM juga meningkatkan inflasi di 2010. Meningkatnya harga minyak secara berkelanjutan, menyebabkan rata-rata harga minyak berada di atas asumsi pemerintah 65 dolar AS per barel. Diperkirakan pada tahun 2010 mendatang rata-rata harga minyak dunia akan berada di 74 - 75 dolar AS per barelnya.
Selain itu, secara historis apabila harga keekonomisan BBM mencapai 100 persen diatas harga BBM subsidi maka pemerintah akan melakukan penyesuaian BBM domestik. Naiknya harga BBM juga meningkatkan inflasi di 2010. Meningkatnya harga minyak secara berkelanjutan, menyebabkan rata-rata harga minyak berada di atas asumsi pemerintah 65 dolar AS per barel. Diperkirakan pada tahun 2010 mendatang rata-rata harga minyak dunia akan berada di 74 - 75 dolar AS per barelnya.
Hal itu akan mengakibatkan peningkatan suku bunga acuan Bank Indonesia
(BI-Rate) kembali mengalami kenaikan pada kuartal II-2010. Bahkan diproyeksikan,
nantinya BI Rate akan mencapai 7.25%. Di kuartal II-2010 inilah diperkirakan
harga komoditas dunia akan mulai mengalami kenaikan.
Untuk mengatasi hal itu solusi yang terbaik yaitu dengan menggenjot
ekspor dan investasi bangsa Indonesia. Di samping itu, konsumsi masyarakat
yang selama ini menjadi faktor pendorong bagi pertumbuhan ekonomi sepanjang
tahun 2009, juga akan tetap dijaga tahun depan.
Sekarang kan inflasi kita terbaik sepanjang krisis. Dengan kondisi
konsumsi masyarakat terjaga dan sektor yang terus meningkat. Dan itu
akan kita jaga tahun depan.
Penutup
Kesimpulan
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga secara
umum. Inflasi dapat disebabkan oleh 2 hal, yaitu tarikan permintaan
dan desakan produksi. Inflasi dapat digolongkan menjadi 4 macam, yaitu
ringan(<10 data-blogger-escaped-berat="" data-blogger-escaped-dan="" data-blogger-escaped-hyper="" data-blogger-escaped-sedang="">100%).
Inflasi memiliki dampak positif dan negative. Apabila inflasi itu
ringan, maka inflasi akan berdampak positif. Misalnya, meningkatnya
pendapatan nasional akan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung
dan berinvestasi. Sedangkan apabila inflasi itu hyper akan berdampak
negative. Yang akhirnya membuat perekonomian menjadi kacau dan membuat
orang menjadi malas bekerja, menabung dan berinvestasi.
Bank sentral merupakan bank utama yang berkepentingan untuk mengendalikan
laju inflasi. Bank sentral memiliki kewenangan independent dalam mengatasi inflasi. Hal ini dikarenakan kebijakan
yang dilakukan pemerintah malah akan mendorong laju inflasi makin tinggi.
Inflasi di Indonesia sudah terjadi di awal pemerintahan, yaitu di
masa pemerintahan Soekarno. Hal itu dikarenakan pemerintah kurang berhati-hati
dalam melakukan kebijakan fiscal dan moneter. Dan itu lah awal yang
buruk yg dampaknya di derita bangsa Indonesia dari tahun ke tahun. Pada
masa Soeharto penekanan inflasi tidak seperti yang diharapkan yaitu
berkisar di bawah 10% setahun. Baru dizaman revormasi di zaman pemerintahan
Habibie penekanan inflasi sudah mencapai di atas 5%.
Tanda-tanda perekonomian mengalami penurunan sejak tahun 1997, dan
pada masa itulah awal terjadinya krisis. Namun di tahun 2009 perekonomian
Indonesia mengalami pertumbuhan pesat hingga menjadi 3 besar dalam pertumbuhan
ekonomi terbaik di dunia.
Dalam prediksi, inflasi pada tahun 2010 diperkirakan mengalami peningkatan.
Hal ini perlu di tindak lanjuti, karena dari tahun ke tahun inflasi
di Indonesia selalu berada di atas Negara-negara lain. Tekanan inflasi
ini dikarenakan 2 faktor, yaitu factor primer dan eksternal. Pertama
dari Factor primer yaitu naiknya tarif dasar listrik dan gas elpiji.
Sedangkan factor eksternalnya adalah kenaikan harga komoditas global
dan pelemahan nilai mata uang dolar.
Untuk mengatasi keadaan itu pemerintah pun turun tangan untuk memberikan
solusinya. Yaitu dengan menggenjot ekspor dn investasi bangsa Indonesia.
Disamping itu pemerintah juga akan menjaga pertumbuhan konsumsi masyarakat
agar terjaga dengan baik.
Saran
Jalankan solusi yang telah direncanakan agar Indonesia dapat keluar
dari bahaya inflasi di tahun 2010 ini.
Daftar pustaka
Masram dandosti,”krisis ekonomi global”http://okezone.com
“mengatasi inflasi”http//okezone.com
Sri mulyani”inflasi bakal meningkat dari tahun ini”,kompas.com
Indef fadhi hasan”optimalisasi dalam mengatasi inflasi”Koran
Sindo
Hatta rajasa”wajar inflasi naik tahun depan”,kompas.com
Vibinews”prospek inflasi dan suku bunga tahun depan”
Pengantar ekonomi”arti inflasi dan macam-macam inflasi”